Minggu, 12 April 2015

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TRAUMA KEPALA

TRAUMA KEPALA

PENGERTIAN
Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai cedera otak adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun trauma tajam.
JENIS TRAUMA KEPALA
Cedara Kulit Kepala.
Luka pada kulit kepala merupakan tempat masuknya kuman yang dapat menyebabkan infeksi intracranial.Trauma dapat menyebabkan abrasi,kontusio,laserasi atau avulse.

Fraktur Tengkorak.
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontuinitas tulang tengkorak yang disebabkan oleh trauma.Ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak.Fraktur tengkorak dapat terbuka atau tertutup.Pada fraktur tengkorak terbuka terjadi kerusakan pada dura mater sedangkan pada fraktur tertutup keadaan dura mater tidak rusak.
Gejala klinis yang timbul tergantung pada jumlah dan distribusi cedera otak.Fraktur kubah cranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur.Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika caiaran serebrospinal (CSS)keluar dari telinga.Evaluasi diagnostic dapat dilakukan dengan pengkajian fisik,pengkajian fungsi neurologis,pemeriksaan CT scan kepala,MRIdan angiografi serebral.
Penatalaksanaan medis.Pada umumnya tidak memerlukan operasi tetapi memerlukan observasi yang ketat.

Cedera Otak.
Cedera otak dapat terjadi dengan /tanpa fraktur tengkorak,setelah pukulan atau cedera pada kepala yang menimbulkan kontusio,laserasi,dan perdarahan otak.

Komosio Serebri (Cedera Kepala Ringan).
Komosio (commotio) umumnya meliputi suatu periode tidak sadar yang berakhir selama beberapa detik sampai beberapa menit.
Gejala:pusing atau berkunang-kunang dan terjadi kesadaran penuh sesaat.Jika jaringan otak di lobus temporal yang terkena maka akan menimbulkan amnesia atau disorientasi.
Penatalaksanaan observasi klienterhadap adanya sakit kepala,pusing,peningkatan kepekaan terhadap rangsang,memberikan informasidan dukungan terhadapklien tentang dampak pasca komosio.

Kontusio Serebri (Cedera Kepala Berat)
Kontusio serebri (cerebri contusion) merupakan cedera kepala berat,dimana otak mengalami memar.
Gejala:denyut nadilemah,pernafasan dangkal,kulit dingin dan pucat.Sering terjadi defekasi dan berkemih tanpa disadari.Umumnya individu yang mengalami cedera luas mengalami fungsi motorik abnormal,geraka mata abnormal dan peningkatan TIK yang merupakan prognosis jelek.

Hemoragik Intracranial.
Penggumpalan darah (hematom) yang terjadi dalam kubah cranial adalah akibat yang paling serius dari hemoragik cedera kepala.Penimbunan darah pada rongga epidural (epidural hematoma),subdural,atau intraserebral bergantung pada lokasinya.Deteksi dan penanganan hematoma sering kali lambat dilakukan sehingga menyebabkan distrosi,herniasi serta peningkatan TIK.
Tanda dan gejala dari iscemik serebral bervariasi tergantung pada kecepatan dimana daerah vitalpada otak terganggu.

Hematoma Epidural (Hematoma Ekstradural atau Hemoragik)
Setelah cedera kepala ,darah berkumpul di dalam ruang epidural diantara tengkorak dan dura meter.Gejala klinis kehilangan kesadaran sebentar saat cedera,diikuti dengan pemulihan yang nyata secara berlahan-lahan.Selama interval tertentu kompensasi terhadap hematoma luas terjadi melalui absorbsi cepat CSS dan penurunan volume intravascular,yang mempertahankan TIK normal.Ketika mekanisme ini tidak dapat mengkompensasi lagi akan terjadi peningkatan TIK,dilatasi dan fiksasi pupil atau paralisis ekstremitas dan terjadi penurunan status kesehatan secara cepat.
Penatalaksanaan untuk hematoma epidural dipertimbangkan sebagai keadaan darurat yang ekstrem,dimana deficit neurologis atau berhentinya pernafasan dapat terjadi dalam beberapa menit.Tindakan yang dilakukan terdiri atas membuat lobang tengkorak (burr),mengangkat bekuan dan mengontrol titik perdarahan.

Hematoma Subdural.
Hematoma subdural adalah penggumpalan darah pada ruang diantara dura mater dan dasar otak,yang pada keadaan normal diisi cairan.Hematoma subdural dapat terjadi akut,subakut atau kronis bergantung pada ukuran pembuluh darah yang terkena dan jumlah perdarahan.Biasanya klien dalam keadaan koma,tekanan darah meningkat,nadi lambat ,pernafasan cepat sesuai dengan peningkatan hematoma yang cepat.Angka kematian untuk klien hematoma subdural akut dan subakut cukup tinggi karena sering dihubungkan dengan kerusakan otak.Penatalaksanaan nya dilakukan craniotomy untuk membuka dura mater.Hematoma subdural kronik terjadi karena cedera kepala minor dan terlihat paling sering pada lansia karena atropi otak.

Hemoragik Intraserebral dan Hematoma.
Hemoragik intraserebral adalah perdarahan ke dalam substansia otak.biasanya terjadi pada cedera kepala,hipertensi sistemikyang menyebabkan degenerasi dan rupture pembuluh darah ,rupture kantonganeurisma,tumor intracranial,penyebab sistemik termasuk gangguan perdarahan seperti leukemia,hemophilia,anemi aplastik dan trombositopeni dan terapi antikoagualan.Terapi medis meliputi pemberian cairan dan elektrolit,medikasi anthihipertensi,kontrol TIK ,intervensi pembedahan dengan craniotomi.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang timbul berupa gangguan kesadaran,konfulsi,abnormalitas pupil,serangan (onset)tiba-tiba berupa deficit neurologis,perubahan tanda vital,gangguan penglihatan ,disfungsi sensorik,kejang otot ,sakit kepala,,vertigo,gangguan pergerakan,kejang,dan syok akibat cedera multisistem.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic yang biasa dilakukan pada trauma kepala yaitu:

  1. Pemeriksaan neurologi.
  2. Pemeriksaan CT scan.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

Pengkajian :

  1. Riwayat kesehatan.
  2. Riwayat tidak sadar .
  3. GCS.
  4. TTV
  5. Fungsi motorik.
  6. Komplikasi.
Diagnosis Keperawatan

  1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventilasi dan perubahan membrane alveoli-kapiler.
  2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral yang berhubungan dengan peningkatan tekanan intracranial.
  3. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gangguan neurovaskuler.
  4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakmampuan menelan akibat sekunder dari penurunan tingkat kesadaran.
  5. Resiko aspirasi yang berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran.
  6. Resiko mencederai diri sendiri :trauma jatuh yang berhubungan fengan penurunan tingkat kesadaran.
Daftar Pustaka

Batticaca,Fransiska B.2008.Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan.Jakarta.Salemba Medika.